Model dalam sistem terdistribusi :
- Model Arsitektur (Architectural
Models)
- Model Interaksi (Interaction
Models)
- Model Kegagalan (Failure
Models)
Resource dalam sistem
terdistribusi dipakai secara bersamaan oleh users. biasanya dibungkus dalam
suatu komputer dan dapat di akses oleh komputer lain dengan komunikasi.
Setiap resource di atur
oleh program yang disebut dengan resource manager. Resource manager memberikan
kemungkinan komunikasi interface antar resource.
Resource manager dapat
di generalisasi sebagai proses, kalau sistem di design dengan sudut pandang
objek (Object Oriented), resource dibungkus dalam suatu objek.
Model Arsitektur
(Architectural Models)
Bagaimana cara kerja
sistem terdistribusi antara komponen-komponen sistem dan bagaimana komponen
tersebut berada pada sistem terdistribusi :
Client - Server Model
Sistem client-server
mempunyai satu atau lebih proses client dan satu atau lebih proses server, dan
sebuah proses client dapat mengirim query ke sembarang proses server. Client
bertanggung jawab pada antar muka untuk user, sedangkan server mengatur data
dan mengeksekusi transaksi. Sehingga suatu proses client berjalan pada sebuah
personal computer dan mengirim query ke sebuah server yang berjalan pada
mainframe.
Arsitektur ini menjadi
sangat popular untuk beberapa alasan. Pertama, implementasi yang relatif
sederhana karena pembagian fungsi yang baik dan karena server tersentralisasi.
Kedua, mesin server yang mahal utilisasinya tidak terpengaruh pada interaksi
pemakai, meskipun mesin client tidak mahal. Ketiga, pemakai dapat menjalankan
antarmuka berbasis grafis sehingga pemakai lebih mudah dibandingkan antar muka
pada server yang tidak user-friendly. perlu diingat batasan antara client dan
server dan untuk menjaga komunikasi antara keduanya yang berorientasi himpunan.
Khususnya membuka kursor dan mengambil tupel pada satu waktu membangkitkan
beberapa pesan dan dapat diabaikan.
• Client:
– Proses akses data
– Melakukan operasi pada komputer lain
• Server:
– Proses mengatur data
– Proses mengatur resources
– Proses komputasi
• Interaksi:
– Invocation/result
– Proses akses data
– Melakukan operasi pada komputer lain
• Server:
– Proses mengatur data
– Proses mengatur resources
– Proses komputasi
• Interaksi:
– Invocation/result
Multiple Server Model
- Servis disediakan oleh beberapa server
contoh : sebuah situs yang dijalankan di beberapa server
- Server menggunakan replikasi atau database terdistribusi
Proxy Server Model
Proxy server menyediakan
hasil copy (replikasi) dari resource yang di atur oleh server lain. Biasa nya
proxy server di pakai untuk menyimpan hasil copy web resources. Ketika client
melakukan request ke server, hal yang pertama dilakukan adalah memeriksa proxy
server apakah yang diminta oleh client terdapat pada proxy server. Proxy server
dapat diletakkan pada setiap client atau dapat di pakai bersama oleh beberapa
client. Tujuannya adalah meningkatkan performance dan availibity dengan
mencegah frekwensi akses ke server.
Proxy server membuat duplikasi beberapa server yang diakses oleh
client
• Caching:
– Penyimpanan lokal untuk item yang sering diakses
– Meningkatkan kinerja
– Mengurangi beban pada
server
• Contoh:
- Searching satu topik
namun dilakukan dua kali maka searching terakhir memiliki waktu yang lebih
kecil
Peer Processes (Peer To Peer)
Bagian dari model sistem
terdistribusi dimana sistem dapat sekaligus berfungsi sebagai client maupun
server. Sebuah arsitektur di mana tidak terdapat mesin khusus yang melayani
suatu pelayanan tertentu atau mengatur sumber daya dalam jaringan dan semua
kewajiban dibagi rata ke seluruh mesin, yang dikenal sebagai peer. Pola
komunikasi yang digunakan berdasarkan aplikasi yang digunakan. Peer-to-peer
merupakan model yang paling general dan fleksible.
Mobile Code Model
Mobile Agent Model
Mobile agent adalah
sebuah program yang berpindah (termasuk data dan kode) dari satu komputer ke
lainnya dalam jaringan. Biasanya melakukan suatu pekerjaan otomatis tertentu.
Beberapa masalahnya antara lain authentication, permission dan keamanan.
Alternatif dengan mengambil informasi melalui remote invocation. Contoh :
digunakan untuk install dan memelihara software pada komputer dalam suatu
organisasi, membandingkan harga produk dari beberapa vendor.
Model Interaksi
(Interaction Models)
Untuk interaksinya
sistem terdistribusi dibagi menjadi 2 bagian :
- Synchronous Distributed System
Batas atas dan bawah
waktu pengeksekusian dapat di set. Pesan yang dikirim diterima dalam waktu yang
sudah ditentukan. Fluktuasi ukuran antara waktu local berada dalam suatu
batasan.
Bererapa hal yang
penting untuk diperhatikan :
- Dalam synchronous distributed
system terdapat satu waktu global
- Hanya synchronous
distributed system dapat memprediksi perilaku (waktu)
- Dalam synchronous
distributed system dimungkinkan dan aman untuk menggunakan mekanisme
timeout dalam mendeteksi error atau kegagalan dalam proses atau
komunikasi.
- Asynchronous Distributed
System
Banyak sistem
terdistribusi yang menggunakan model interaksi ini (termasuk internet). Tidak
ada batasan dalam waktu pengeksekusian, tidak ada batasan dalam delay
transmission (penundaan pengiriman), dan tidak ada batasan terhadap fuktuasi
waktu lokal. Asynchronous Distributed System secara praktek lebih banyak
digunakan.
Model Kegagalan (Failure
Models)
Kegagalan dapat terjadi
pada proses atau kanal komunikasi, dan penyebabnya bisa berasal dari hardware
ataupun software. Model kegagalan (failure models) dibutuhkan dalam membangun
suatu sistem dengan prediksi terhadap kegagalan-kegagalan yang mungkin terjadi.
Kegagalan yang dapat terjadi dan efek yang ditimbulkan :
- Ommision Failures
Yang dimaksud dengan
ommision failures adalah ketika prosesor dan kanal komunikasi mengalami
kegagalan untuk melakukan hal yang seharusnya dilakukan. Dikatakan tidak
mempunyai ommision failure apabila :
- terjadi keterlambatan (delayed)
tetapi akhirnya tetap tereksekusi
- sebuah aksi dieksekusi walaupun
terdapat kesalahan pada hasil
Dengan synchronous
system, ommision failures dapat dideteksi dengan timeouts. Kalau kita yakin
bahwa pesan yang dikirim sampai, timeout akan mengindikasikan bahwa proses
pengiriman rusak, seperti fail-stop behavior pada sistem.
- Arbitary Failures
Ini adalah kegagalan
yang paling buruk dalam sistem. Tahapan proses atau komunikasi diabaikan atau
yang tidak diharapkan terjadi dieksekusi sehingga hasil yang diharapkan tidak
terjadi atau mengeluarkan hasil yang salah.
- Timing Failures
Timing Failures
dapat terjadi pada synchronous system, dimana batas waktu diatur untuk
eksekusi proses, komunikasi dan fuktuasi waktu. Timing Failures terjadi apabila
waktu yang telah ditentukan terlampaui
sumber :
-
http://ar4y4sh1k1.wordpress.com/2010/02/13/model-sistem-terdistribusi/
- http://lianaindrijaya.blogspot.com/2012/03/model-sistem-terdistribusi.html
-http://extreme24.wordpress.com/2010/02/16/model-sistem-terdistribusi/
No comments:
Post a Comment